Sabtu, 28 Juli 2018

Sosialisasi Gate Ball di SMP Negeri 4 Kabanjahe

Gate Ball salah satu cabang olah raga permainan yang sekarang sedang gencar-gencarnya di perkenalkan ke sekolah-sekolah. Untuk Kabupaten Karo salah seorang  team sosialisasi olah raga ini adalah Pak Syahlan Dani, S.Pd.
Gate Ball adalah permainan memasukkan bola kedalam setiap gawang, setiap satu tim paling banyak terdiri dari 5 orang untuk 5 bola. Luas lapangan 20 x 15 m, dengan angka ganjil untuk bola warna merah dan angka genap untuk bola warna putih. Setiap peserta harus memasukkan bola ke dalam 4 gawang. dalam permainannya kita diperbolehkan membantu memasukkan bola teman dan membuang bola musuh. Permainan ini dilaksanakan selama 30 menit. Team paling banyak memperoleh poin adalah team yang akan memenangkan permainan.

Hari ini diadakan sosialisasi permainan tersebut di SMP Negeri 4 Kabanjahe untuk kelas VIII-2.
Awalnya siswa menganggap permainan ini mudah, namun saat masing-masing siswa mencoba memukul bola untuk dimasukkan ke gawang 1 dan seterusnya ternyata tak lah semudan yang mereka pikirkan sebelumnya. Banyak siswa yang antusias ingin mencoba bermain. namun karena keterbatasan waktu Pak Syahlan, maka permainan pun dicukupkan. Menurut Pak Syahlan siapa saja yang berminat diizinkan bergabung untuk mengikuti latihan rutin atau lanjutan di lapangan Batalyon Simbisa 125 Kabanjahe. Informasi selanjutnya akan disampaikan melalui saya.


Rabu, 25 Juli 2018

PLS SMP Negeri 4 Kabanjahe

SMP Negeri 4 Kabanjahe tahun ini menerima siswa 63 orang untuk 2 rombel, ada penurunan dari angkatan pertamanya. Hal itu disebabkan oleh ketersediaan ruang belajar siswa yang hanya dua. Jumlah tersebut diperoleh dari hasil seleksi berkas berdasarkan ketentuan Bupati Karo yang menyatakan penerimaan peserta didik baru tahun ini murni berdasarkan zonasi yang dibuktikan dengan catatan kartu keluarga yang masa pembuatannya minimal 6 bulan sebelum masa PPDB ini.

Data akhir yang saya terima, jumlah pendaftar 122 berkas untuk jalur umum dan 6 berkas untuk jalur khusus (sosial, pindah kedinasan) dengan total jumlah 128. Angka tersebut merupakan angka yang cukup spektakuler mengingat SMP Negeri 4 Kabanjahe adalah sekolah yang terhitung baru. Menurut catatan hari pertama penerimaan berkas mencapai angka 75 untuk jalur umum dan 2 untuk jalur khusus.

Hari pertama masuk sekolah diisi dengan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) selama 2 hari, tanggal 16 - 17 Juli 2018. PLS diisi materi-materi pengenalan lingkungan sekolah seperti peraturan dan tata tertib sekolah, baris-berbaris dan latihan upacara bendera sebagai bentuk rasa cinta terhadap tanah air. Kemudian materi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.


Drama Pagi hari

Adzan subuh pagi ini membangunkanku dari lelapnya tidur malam. Beranjak turun dari peraduan langsung ke kamar mandi. Seperti biasa rutinitas pagi ini, yang tak biasa adalah karena pagi ini kami hanya bertiga. Mas Budi suamiku pergi keluar kota untuk urusan tertentu yang sudah terjadwal. Berhubung tak ada yang mengantar kamipun akan berangkat sekolah bertiga, pikirku berencana. Ketika tiba saatnya untuk sarapan mulailah drama itu terjadi. 

Di Sekolah Putri kami dianjurkan untuk membawa bekal dari rumah karena selain lebih hemat pasti lebih sehat ketimbang mereka jajan sembarangan. Mereka sudah terbiasa mandiri untuk urusan-urusan semacam itu. Si kakak yang sudah rapi membereskan wadah bontotannya, si adekpun mengikuti si kakak. Tetiba terdengar ribut-ribut dari arah dapur, akupun segera melihat apa gerangan yang terjadi. Ternyata eh ternyata si adek yang super manja karena merasa anak paling kecil dan memang dia anak paling kecil di rumah kami paling tau semua sayang kepadanya mulailah menunjukan keegoisannya. Tempat bontot yang sudah disiapkan kakak diclaim untuknya. Sementara si kakak yang merasa sudah bersusah payah membereskan semuanya pun tak mau memberikan tempat bontot yang diminta adiknya.

Aku berusaha menjelaskan bahwa adik tak boleh meminta paksa apa yang sudah dipakai oleh orang lain. Tapi dasar keras kepala si adik bersikeras ingin tempat bontot itu. Seperti habis akal aku pun minta kakak untuk berangkat lebih dulu supaya tidak terlambat. Ternyata butuh waktu 30 menit untuk membuat nona kecilku tenang dan bisa berangkat sekolah. Sambil berjalan kurangkul pundak kecilnya dan berbincang, berharap nona kecil memahami bahwa kelakuannya pagi ini adalah sebuah kesalahan. Berjanji menjemputnya siang nanti kamipun berpisah untuk tujuan masing-masing.