Kamis, 23 Agustus 2018

Kasih yang tak biasa, Aishah kecil


Aishah lah namanya
Gadis kecil putri Maisarah cucu Emak Sum
Tumpahlah segala dera dendam kesumat
Derita dibawa semenjak lama
Diturunkan semula anak beranak hingga ke cucu

Perkara satu belum lagi usai tertimpa sudah yang lain
Tersimpan rapi hingga terbawa ke liang kubur
Penyebab silau dunia merajai hidup hati seorang wanita
Berdua cinta akan seorang lelaki
Merasa diri pantas dari yang lain sampai hati merusak cerita cinta yang sudah ada
Berasa diri sanjungkan harta dan kekuasaan merusak hati sendiri
Dendam itu masih ada Norlia
Kau lihatlah di mataku, kau lihatlah ke dalam hatiku
Suatu sore nanti kau kan rasa sama pula
Mungkin sama pedih atau bisa sangat pedih
Ketika lelakimu diperangkap di sarang madu
Kaulah sebab, ada dua atau tiga atau empat atau lebih hati merana
Kilau itu benar-benar kemilau menyilau silau

Maisarah hatinya rapuh, ia bukan wanita kuat
Ia sayangkan Aishah dengan caranya
Merana serana-rananya, derita mendera jiwa raganya
Hatinya kosong dengan kasih, hatinya penuh kesumat
Jiwanya tergagap menjerit ingin lepas, namun ikatan itu sangat erat
Maisarah menangis,  Aishah menangis
Dalam nestapanya dengan kasihnya yang sederhana
Kerap berlari ke pintu surau, menjadi tempat paling damai, terlepas sejenak dukanya
Tempatnya mengiba, untuk pintu hati emak yang dirindui mesra
Berulang kali mengharap menghiba kasih emak dan ayah
Pintu-pintu itu berkunci berkarat, seakan takkan lagi pernah akan terbuka
Kesumat itu, kesumat itu bagai gunung beku yang tak leleh oleh hangat cinta Aishah


Iqbal, abaikan Emak yang merindu cinta Norain menjaga dan merawat
Ia tetap hati menyimpan rindu kasih Emak Sum untuk gadisnya
Yang karena terlanjur sudah terikat dengan tambat yang tak seharusnya direncana
Mak Sum tersenyum namun kecut terbawa hingga ajal menjemput
Mak Sum cerita akan perangkap madu pembawa duka lara anak gadisnya, Maisarah
Ia tau sang panjaga akan teguh menjaga hingga ketika waktu yang ditetapkan tiba

Iqbal memegang teguh janji, menjaga yang patut dijaganya
Bercerita tentang segala derita hati kekasih yang tak pupus dicintanya dengan lelaki perebutan
Tanda hormatnya akan tali suci yang merantai Maisarah
Lelaki itu tersambar petir mendengar cerita sang pemuda yang bunga hatinya dipetik paksa
Norlia menyerah, memohon ampun duka lelaki tersayat bersama
Berjanji membuka hati untuk gadis kecil Aishah, esok kan menjemput selepas subuh

Aishah meski dalam gigilnya, tetap penuh harapnya akan pintu yang terbuka
Ceria riang sejenak dengan kado telekung putih kecil yang dirindu sejak lama
Riang hati dalam doanya untuk sebuah kasih yang tak biasa
Yang bercerita pada sehelai kertas putih berbalut warna pewarna tua
Aishah, engkau gadis kecil perkasa
Hidup dalam dera jiwa raga, dengan cinta yang tak biasa
Kesumat itu telah membakar kasih sayang emak, yang mulai redup tersentuh tetesan embun sejuk meresap hati

Aishah kecil yang larut dalam sujud subuhnya, dipangku emak telah beku
Aishah kecil itu yang doa-doanya telah diijabah, kini didekap emak, makcik dan ayahnya yang meratap seratap ratapnya tanpa geming
Aishah kecil itu tak kan ada lagi deritanya, tak kan ada lagi rintihannya
Aishah kini telah menemukan bahagia seperti ceritanya pada kertas putih itu dalam dekapan kasih abadi Sang Penguasa hidupnya



@De #Jaranguda 23-08-2018
(hingga dini hari dengan tetesan air mata. Kisah yang ditulis oleh Zamri Zakaria fdam dalam “Walau Siapapun Aku”)

0 comments:

Posting Komentar