Minggu, 24 April 2022

Koneksi Antar Materi - Coaching

Coaching merupakan kegiatan yang membentuk sebuah hubungan antara coach dan coachee untuk memaksimalkan potensi pribadi coachee melalui proses kreatif guna menstimulasi dan mengekplorasi pikiran agar dapat memaksimalkan potensi personal.

Aktifitas coaching ini sangat diperlukan di dunia pendidikan, sebagaimana peran guru sebagai penuntun atau sebagai coach. Kegiatan ini berbeda dengan kegiatan konseling. Coaching cenderung lebih efektif menggali potensi yang ada pada diri murid sebagai coachee karena solusi dari masalah si murid adalah hasil pemikirannya sendiri berdasarkan potensi diri si murid bukan solusi yang disarankan oleh guru. Coaching juga bisa dilaksanakan untuk teman sejawat.

Dalam Pendidikan Guru Penggerak yang sekarang sedang saya jalani, materi ini dipelajari dalam modul 2.3 yang mempelajari bagaimana guru menjadi coaching dan seberapa penting program ini dilaksanakan di sekolah.  Materi ini saling terkoneksi dengan materi-materi sebelumnya. Mulai dari pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.

Guru sebagai penuntun (Among), sejatinya pendidikan merupakan proses menuntun yang dilakukan guru untuk mengubah prilaku murid sehingga dapat hidup sesuai dengan kodratnya baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat. Peran guru sebagai coach di sekolah menuntun murid untuk menemukan solusi setiap masalahnya tanpa memberikan saran secara langsung. Bagaimana caranya? yaitu dengan komunikasi yang memberdayakan dengan aspek-aspek komunikasi yang harus dilatih dan dikembangkan oleh guru. Aspek komunikasi itu meliputi: komunikasi asertif, bagaimana menjadi pendengar yang aktif, dan bagaimana bertanya yang efektif atau memberi umpan balik yang positif.

Untuk memudahkan latihan coaching ini dapat digunakan tahapan-tahapan sebagai berikut: menentukan tujuan komunikasi/diskusi, Identifikasi, menentukan rencana aksi kemudian dilanjut dengan tanggung jawab atau komitmen. Tahapan ini dikenal sebagai TIRTa yang diadopsi dari model GROW (Goal, Reality, Options dan Will. 

Keterkaitan yang kedua adalah dengan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional, dalam hal ini guru bertindak sebagai mitra murid. Bagaimana Caranya? melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang menyesuaikan dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid tersebut. Sehingga pembelajaran dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid secara individu. selain itu juga mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional yang merupakan kecakapan mengelola emosi murid melalui kesadaran diri dan pengelolaan diri, memiliki kesadaran akan kekuatan dan kelemahannya, yang membawa kepada kemampuan mengambil keputusan yang didasarkan pertimbangan etika, norma sosial dan keselamatan murid secara pribadi dan orang lain sebagai kawan berinteraksi.

Keterkaitan yang ketiga adalah bagaimana keterampilan coaching ini dapat membantu profesi guru dalam menjalankan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Untuk hal yang ketiga ini guru memberi kesempatan kepada murid sebagai individu dan bagian masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengenali potensi diri mereka bahkan memaksimalkannya untuk menemukan solusi dari setiap masalahnya, ini merupakan kecerdasan yang sangat diperlukan untuk menjadi masyarakat dan selamat dan bahagia di masa yang akan datang.