Senin, 05 Desember 2022

PENILAIAN AKHIR SEMESTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

 Silahkan Ananda Murid untuk mengerjakan Penilaian Akhir Semester 

Mata Pelajaran: Pendidikan Agama Islam

Hari/Tanggal: Selasa, 6 Desember 2022

Pukul: 09.20 - 10.20 Wib



Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!

Sabtu, 03 Desember 2022

PENILAIAN AKHIR SEMESTER SENI BUDAYA KARO

Silahkan Ananda Murid untuk mengerjakan Penilaian Akhir Semester 

Mata Pelajaran: Seni Budaya Karo

Hari/Tanggal: Jumat, 9 Desember 2022

Pukul: 09.20 - 10.20 Wib



Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!

PENILAIAN AKHIR SEMESTER OLAHRAGA

Silahkan Ananda Murid untuk mengerjakan Penilaian Akhir Semester 

Mata Pelajaran: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Hari/Tanggal: Kamis, 8 Desember 2022

Pukul: 09.20 - 10.20 Wib



Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!

PENILAIAN AKHIR SEMESTER IPA

Silahkan Ananda Murid untuk mengerjakan Penilaian Akhir Semester 

Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam

Hari/Tanggal: Kamis, 8 Desember 2022

Pukul: 08.00 - 09.00 Wib



Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!

PENILAIAN AKHIR SEMESTER PKn

Silahkan Ananda Murid untuk mengerjakan Penilaian Akhir Semester 

Mata Pelajaran: Pendidikan Kewarganegaraan

Hari/Tanggal: Rabu, 7 Desember 2022

Pukul: 09.20 - 10.20 Wib



Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!

PENILAIAN AKHIR SEMESTER IPS

Silahkan Ananda Murid untuk mengerjakan Penilaian Akhir Semester 

Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Sosial

Hari/Tanggal: Rabu, 7 Desember 2022

Pukul: 08.00 - 09.00 Wib



Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!

PENILAIAN AKHIR SEMESTER AGAMA KRISTEN

 Silahkan Ananda Murid untuk mengerjakan Penilaian Akhir Semester 

Mata Pelajaran: Agama Kristen Protestan

Hari/Tanggal: Selasa, 6 Desember 2022

Pukul: 09.20 - 10.20 Wib



Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!

PENILAIAN AKHIR SEMESTER BAHASA INGGRIS

Silahkan Ananda Murid untuk mengerjakan Penilaian Akhir Semester 

Mata Pelajaran: Bahasa Inggris

Hari/Tanggal: Selasa, 6 Desember 2022

Pukul: 08.00 - 09.00 Wib



Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!

Penilaian Akhir Semester Matematika

Silahkan Ananda Murid untuk mengerjakan Penilaian Akhir Semester 

Mata Pelajaran: Matematika 

Hari/ Tanggal: Senin, 5 Desember 2022

Pukul: 09.20 - 10.20 Wib


Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!

Penilaian Akhir Semester Bahasa Indonesia

Silahkan Ananda Murid untuk mengerjakan Penilaian Akhir Semester 

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia 

Hari/Tanggal: Senin, 5 Desember 2022

Pukul: 08.00 - 09.00 Wib





Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!

Jumat, 27 Mei 2022

Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan

 

Koneksi Antar Materi 

Modul 3.1.a.9 Pengambilan Keputusan

Oleh Dewi Setiawati - SMPN 4 Kabanjahe - CGP Angkatan 4 Kabupaten Karo

Totaria Simbolon - Pengajar Praktik

Suweno - Fasilitator

Setelah selesai mempelajari modul di setiap akhir modul kami diminta untuk menuliskan koneksi antar materi. Hal ini berguna untuk mengingatkan kepada kami bahwa materi kini sangat dipengaruhi dan merupakan lanjutan dari materi-materi sebelumnya. Demikian juga dengan modul 3.1 ini, di akhir pembelajaran kami juga diminta untuk membuat semacam kesimpulan dari hasil pembelajaran dan hubungan dengan materi pada modul-modul sebelumnya. 

Berikut adalah sebuah kutipan dari Bob Talbert yang mengatakan bahwa "Mengajarkan anak berhitung itu baik. Namun, mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik". 

Makna dari kutipan tersebut adalah sebagai guru apalagi pendidik, kita tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja melainkan perilaku dan nilai-nilai kebajikan. Ilmu yang diajarkan sebaiknya memberi dampak terhadap perilaku seseorang. Guru harus mampu menjadi teladan yang baik bagi muridnya. Seperti yang Ki Hajar Dewantara tekankan tentang pembentukan budi pekerti dalam pendidikan dan ini merupakan hal yang paling utama. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu tetapi juga sebagai wadah pembentukan peradaban yang memanusiakan manusia.

  1. Berdasarkan pandangan Ki Hajar Dewantara terkait Pratap Triloka yang dikenal dengan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, sebagai pemimpin pembelajaran guru sebaiknya menjadi contoh teladan bagi muridnya. Ing Madya Mangun Karso, Pemimpin membangun karsa, memberi motivasi. Tut wuri Handayani, Pemimpin harus mampu memberikan arahan, mendorong dan semangat kepada muridnya. Sehingga dalam hal ini guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid.
  2. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh dalam berperilaku sehari-hari. Demikian juga saat kita menjadi pemimpin pembelajaran, akan memberi pengaruh dalam pengambilan keputusan. Sebagai guru kita harus selalu berpedoman dan mengembangkan nilai-nilai kebaikan secara universal apalagi dalam pengambilan keputusan.
  3. Kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan "coaching" sangat menuntun kita untuk menggali potensi murid. Dengan kegiatan tersebut guru menjadi paham apa yang dibutuhkan sang murid. Guru menuntun murid untuk menemukan potensi diri dan solusi dari masalah yang sedang dihadapi si murid. Konsep coaching yang sederhana seperti TIRTA sangat ideal apalagi jika dikombinasikan dengan sembilan langkah pengambilan keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang di ambil.
  4. Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Sebagai guru yang juga sebagai pemimpin pembelajaran di kelas sudah sepantasnya mampu mengelola emosi dengan baik
  5. Untuk pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral dan etika sangat diharapkan guru tersebut memiliki keterampilan sosial yang baik dan memahami nilai-nilai kebajikan universal sehingga dapat membuat keputusan yang tepat. Ketika saya dihadapkan pada sebuah kasus bujukan moral atau dilema etika maka saya akan mengambil keputusan dengan melihat 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan mengujinya dengan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan dengan harapan keputusan yang diambil dapat diterima semua pihak dengan baik.
  6. Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sebagai guru yang senantiasa menuntun murid-murid, mengambil keputusan merupakan hal yang tergolong berat karena ketika keputusan yang diambil tidak tepat akan ada pihak yang merasak keberatan. Untuk itu saya senantiasa bersandar pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan dengan harapan putusan yang akan diambil adalah keputusan yang tepat.
  7. Sering kali di sekolah kita dihadapkan pada kasus dilema etika yang diikuti dengan masalah lainnya sehingga dirasa sangat sulit untuk memutuskan. Kesulitan itu disebabkan beberapa faktor yaitu: kurangnya pengetahuan tentang cara mengambil keputusan, kurangnya pengalaman dalam mengambil keputusan, kekhawatiran apakah putusan yang diambil merupakan putusan yang tepat, dan perbedaan sudut pandang orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut. 
  8. Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid adalah dalam pengambilan keputusan kita memberi ruang yang terbuka kepada mereka untuk mengemukakan pendapat, mengekpresikan potensi dan minat mereka. Sehingga murid dapat mengambil keputusan yang paling sesuai dengan diri mereka masing-masing. Hal ini merupakan cita-cita dari Ki Hajar Dewantara "Menjadi Manusia Seutuhnya"
  9. Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Setiap keputusan selalu menimbulkan akibat sekecil apapun itu tapi jika keputusan yang diambil selalu mengutamakan pada kebutuhan murid, minat dan potensi mereka maka keputusan ini pasti memberi pengaruh yang baik pada kehidupan dan masa depan mereka. Murid bisa menemukan potensi diri mereka dan berkembang sesuai dengan minat, bakat dan usia mereka, mereka akan menjadi generasi yang merdeka dan menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman mereka.
  10. Kesimpulan: - Pengambilan keputusan merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh semua guru dan harus selalu dilatih. Keputusan yang diambil harus sesuai dengan filosopi Pratap Triloka dari Ki Hajar Dewantara. - Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran mengedepankan budaya positif dalam lingkungan sekolah, sehingga setiap keputusan memberikan suasana positif, kondusif, aman, dan nyaman dan sesuai kebutuhan dan berpihak pada murid. - Dalam mengambil keputusan guru harus dalam keadaan penuh (mindfulness) sehingga keputusan yang diambil dapat membantu membentuk karakter profil pelajar pancasila. - Guru dalam mengambil keputusan harus melihat kepada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan sebagai refleksi terhadap keputusan yang akan diambil. 

Demikian untuk koneksi antar materi modul ini, Terima kasih, Salam dan Bahagia






Sabtu, 07 Mei 2022

Jurnal Refleksi Minggu ke 12

Jurnal Refleksi Minggu ke 12

Dewi Setiawati - CGP Angkatan 4 Kabupaten. Karo 

- SMPN 4 Kabanjahe. 

Pengajar Praktik - Totaria Simbolon

Fasilitator - Suweno


Model Segitiga Refleksi

  1. Setelah Pembelajaran minggu ini, Saya akhirnya mampu menata emosi ketika menghadapi berbagai kegiatan, sebagai guru yang juga merangkap membantu penatausahaan menjalani berbagai tugas sering membuat kita merasa tertekan. Dengan pembelajaran sosial emosional yang saya terapkan di lingkungan kerja dan di kelas membuat saya merasa lebih rileks menjalani setiap rangkaian kegiatan.
  2. Setelah Pembelajaran minggu ini, saya akhirnya memahami bahwa kompetensi sosial emosional sangat perlu untuk dipahami dan diterapkan bahkan sedini mungkin karena hal ini dapat membantu individu dalam mengelola aspek sosial dan emosional. Sangat baik diterapkan dalam pembelajaran kepada murid secara lebih sistematik dan komprehensif.
  3. Setelah Pembelajaran minggu ini, target saya berikutnya adalah menambahkan kompetensi sosial emosional ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk diterapkan secara berkelanjutan bagi diri sendiri dan semua murid agar mereka juga memiliki kompetensi sosial emosional yang baik selain kemampuan akademik
  4. Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran minggu ini, sangat bersyukur memperoleh kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat saya butuhkan ini. Saya pun ingin belajar secara bertahap tentang kesadaran penuh (Mindfulness) dan memiliki 5 kompetensi sosial emosional sehingga di masa depan saya menjadi guru yang bisa membangun relasi dan komunikasi yang positif dengan murid.


Minggu, 24 April 2022

Koneksi Antar Materi - Coaching

Coaching merupakan kegiatan yang membentuk sebuah hubungan antara coach dan coachee untuk memaksimalkan potensi pribadi coachee melalui proses kreatif guna menstimulasi dan mengekplorasi pikiran agar dapat memaksimalkan potensi personal.

Aktifitas coaching ini sangat diperlukan di dunia pendidikan, sebagaimana peran guru sebagai penuntun atau sebagai coach. Kegiatan ini berbeda dengan kegiatan konseling. Coaching cenderung lebih efektif menggali potensi yang ada pada diri murid sebagai coachee karena solusi dari masalah si murid adalah hasil pemikirannya sendiri berdasarkan potensi diri si murid bukan solusi yang disarankan oleh guru. Coaching juga bisa dilaksanakan untuk teman sejawat.

Dalam Pendidikan Guru Penggerak yang sekarang sedang saya jalani, materi ini dipelajari dalam modul 2.3 yang mempelajari bagaimana guru menjadi coaching dan seberapa penting program ini dilaksanakan di sekolah.  Materi ini saling terkoneksi dengan materi-materi sebelumnya. Mulai dari pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.

Guru sebagai penuntun (Among), sejatinya pendidikan merupakan proses menuntun yang dilakukan guru untuk mengubah prilaku murid sehingga dapat hidup sesuai dengan kodratnya baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat. Peran guru sebagai coach di sekolah menuntun murid untuk menemukan solusi setiap masalahnya tanpa memberikan saran secara langsung. Bagaimana caranya? yaitu dengan komunikasi yang memberdayakan dengan aspek-aspek komunikasi yang harus dilatih dan dikembangkan oleh guru. Aspek komunikasi itu meliputi: komunikasi asertif, bagaimana menjadi pendengar yang aktif, dan bagaimana bertanya yang efektif atau memberi umpan balik yang positif.

Untuk memudahkan latihan coaching ini dapat digunakan tahapan-tahapan sebagai berikut: menentukan tujuan komunikasi/diskusi, Identifikasi, menentukan rencana aksi kemudian dilanjut dengan tanggung jawab atau komitmen. Tahapan ini dikenal sebagai TIRTa yang diadopsi dari model GROW (Goal, Reality, Options dan Will. 

Keterkaitan yang kedua adalah dengan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional, dalam hal ini guru bertindak sebagai mitra murid. Bagaimana Caranya? melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang menyesuaikan dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid tersebut. Sehingga pembelajaran dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid secara individu. selain itu juga mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional yang merupakan kecakapan mengelola emosi murid melalui kesadaran diri dan pengelolaan diri, memiliki kesadaran akan kekuatan dan kelemahannya, yang membawa kepada kemampuan mengambil keputusan yang didasarkan pertimbangan etika, norma sosial dan keselamatan murid secara pribadi dan orang lain sebagai kawan berinteraksi.

Keterkaitan yang ketiga adalah bagaimana keterampilan coaching ini dapat membantu profesi guru dalam menjalankan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Untuk hal yang ketiga ini guru memberi kesempatan kepada murid sebagai individu dan bagian masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengenali potensi diri mereka bahkan memaksimalkannya untuk menemukan solusi dari setiap masalahnya, ini merupakan kecerdasan yang sangat diperlukan untuk menjadi masyarakat dan selamat dan bahagia di masa yang akan datang.