Jumat, 27 Mei 2022

Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan

 

Koneksi Antar Materi 

Modul 3.1.a.9 Pengambilan Keputusan

Oleh Dewi Setiawati - SMPN 4 Kabanjahe - CGP Angkatan 4 Kabupaten Karo

Totaria Simbolon - Pengajar Praktik

Suweno - Fasilitator

Setelah selesai mempelajari modul di setiap akhir modul kami diminta untuk menuliskan koneksi antar materi. Hal ini berguna untuk mengingatkan kepada kami bahwa materi kini sangat dipengaruhi dan merupakan lanjutan dari materi-materi sebelumnya. Demikian juga dengan modul 3.1 ini, di akhir pembelajaran kami juga diminta untuk membuat semacam kesimpulan dari hasil pembelajaran dan hubungan dengan materi pada modul-modul sebelumnya. 

Berikut adalah sebuah kutipan dari Bob Talbert yang mengatakan bahwa "Mengajarkan anak berhitung itu baik. Namun, mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik". 

Makna dari kutipan tersebut adalah sebagai guru apalagi pendidik, kita tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja melainkan perilaku dan nilai-nilai kebajikan. Ilmu yang diajarkan sebaiknya memberi dampak terhadap perilaku seseorang. Guru harus mampu menjadi teladan yang baik bagi muridnya. Seperti yang Ki Hajar Dewantara tekankan tentang pembentukan budi pekerti dalam pendidikan dan ini merupakan hal yang paling utama. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu tetapi juga sebagai wadah pembentukan peradaban yang memanusiakan manusia.

  1. Berdasarkan pandangan Ki Hajar Dewantara terkait Pratap Triloka yang dikenal dengan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, sebagai pemimpin pembelajaran guru sebaiknya menjadi contoh teladan bagi muridnya. Ing Madya Mangun Karso, Pemimpin membangun karsa, memberi motivasi. Tut wuri Handayani, Pemimpin harus mampu memberikan arahan, mendorong dan semangat kepada muridnya. Sehingga dalam hal ini guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid.
  2. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh dalam berperilaku sehari-hari. Demikian juga saat kita menjadi pemimpin pembelajaran, akan memberi pengaruh dalam pengambilan keputusan. Sebagai guru kita harus selalu berpedoman dan mengembangkan nilai-nilai kebaikan secara universal apalagi dalam pengambilan keputusan.
  3. Kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan "coaching" sangat menuntun kita untuk menggali potensi murid. Dengan kegiatan tersebut guru menjadi paham apa yang dibutuhkan sang murid. Guru menuntun murid untuk menemukan potensi diri dan solusi dari masalah yang sedang dihadapi si murid. Konsep coaching yang sederhana seperti TIRTA sangat ideal apalagi jika dikombinasikan dengan sembilan langkah pengambilan keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang di ambil.
  4. Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Sebagai guru yang juga sebagai pemimpin pembelajaran di kelas sudah sepantasnya mampu mengelola emosi dengan baik
  5. Untuk pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral dan etika sangat diharapkan guru tersebut memiliki keterampilan sosial yang baik dan memahami nilai-nilai kebajikan universal sehingga dapat membuat keputusan yang tepat. Ketika saya dihadapkan pada sebuah kasus bujukan moral atau dilema etika maka saya akan mengambil keputusan dengan melihat 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan mengujinya dengan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan dengan harapan keputusan yang diambil dapat diterima semua pihak dengan baik.
  6. Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sebagai guru yang senantiasa menuntun murid-murid, mengambil keputusan merupakan hal yang tergolong berat karena ketika keputusan yang diambil tidak tepat akan ada pihak yang merasak keberatan. Untuk itu saya senantiasa bersandar pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan dengan harapan putusan yang akan diambil adalah keputusan yang tepat.
  7. Sering kali di sekolah kita dihadapkan pada kasus dilema etika yang diikuti dengan masalah lainnya sehingga dirasa sangat sulit untuk memutuskan. Kesulitan itu disebabkan beberapa faktor yaitu: kurangnya pengetahuan tentang cara mengambil keputusan, kurangnya pengalaman dalam mengambil keputusan, kekhawatiran apakah putusan yang diambil merupakan putusan yang tepat, dan perbedaan sudut pandang orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut. 
  8. Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid adalah dalam pengambilan keputusan kita memberi ruang yang terbuka kepada mereka untuk mengemukakan pendapat, mengekpresikan potensi dan minat mereka. Sehingga murid dapat mengambil keputusan yang paling sesuai dengan diri mereka masing-masing. Hal ini merupakan cita-cita dari Ki Hajar Dewantara "Menjadi Manusia Seutuhnya"
  9. Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Setiap keputusan selalu menimbulkan akibat sekecil apapun itu tapi jika keputusan yang diambil selalu mengutamakan pada kebutuhan murid, minat dan potensi mereka maka keputusan ini pasti memberi pengaruh yang baik pada kehidupan dan masa depan mereka. Murid bisa menemukan potensi diri mereka dan berkembang sesuai dengan minat, bakat dan usia mereka, mereka akan menjadi generasi yang merdeka dan menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman mereka.
  10. Kesimpulan: - Pengambilan keputusan merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh semua guru dan harus selalu dilatih. Keputusan yang diambil harus sesuai dengan filosopi Pratap Triloka dari Ki Hajar Dewantara. - Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran mengedepankan budaya positif dalam lingkungan sekolah, sehingga setiap keputusan memberikan suasana positif, kondusif, aman, dan nyaman dan sesuai kebutuhan dan berpihak pada murid. - Dalam mengambil keputusan guru harus dalam keadaan penuh (mindfulness) sehingga keputusan yang diambil dapat membantu membentuk karakter profil pelajar pancasila. - Guru dalam mengambil keputusan harus melihat kepada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan sebagai refleksi terhadap keputusan yang akan diambil. 

Demikian untuk koneksi antar materi modul ini, Terima kasih, Salam dan Bahagia






Sabtu, 07 Mei 2022

Jurnal Refleksi Minggu ke 12

Jurnal Refleksi Minggu ke 12

Dewi Setiawati - CGP Angkatan 4 Kabupaten. Karo 

- SMPN 4 Kabanjahe. 

Pengajar Praktik - Totaria Simbolon

Fasilitator - Suweno


Model Segitiga Refleksi

  1. Setelah Pembelajaran minggu ini, Saya akhirnya mampu menata emosi ketika menghadapi berbagai kegiatan, sebagai guru yang juga merangkap membantu penatausahaan menjalani berbagai tugas sering membuat kita merasa tertekan. Dengan pembelajaran sosial emosional yang saya terapkan di lingkungan kerja dan di kelas membuat saya merasa lebih rileks menjalani setiap rangkaian kegiatan.
  2. Setelah Pembelajaran minggu ini, saya akhirnya memahami bahwa kompetensi sosial emosional sangat perlu untuk dipahami dan diterapkan bahkan sedini mungkin karena hal ini dapat membantu individu dalam mengelola aspek sosial dan emosional. Sangat baik diterapkan dalam pembelajaran kepada murid secara lebih sistematik dan komprehensif.
  3. Setelah Pembelajaran minggu ini, target saya berikutnya adalah menambahkan kompetensi sosial emosional ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk diterapkan secara berkelanjutan bagi diri sendiri dan semua murid agar mereka juga memiliki kompetensi sosial emosional yang baik selain kemampuan akademik
  4. Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran minggu ini, sangat bersyukur memperoleh kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat saya butuhkan ini. Saya pun ingin belajar secara bertahap tentang kesadaran penuh (Mindfulness) dan memiliki 5 kompetensi sosial emosional sehingga di masa depan saya menjadi guru yang bisa membangun relasi dan komunikasi yang positif dengan murid.